Friday, March 25, 2011

Dhamma harian 25 March 2011

Aku ingat BUDDHA saat aku sedang dalam kesusahan, saat aku menderita, aku ingat BUDDHA, saat aku sedang gundah gulana merasa sendirian, tapi aku paling ingat BUDDHA saat aku BAHAGIA. Biarlah BUDDHA menjadi panutan dalam hidupku, kujalankan DHAMMA sebagai rasa hormatku, ku hormati SANGHA yang menuntunku dalam sang jalan terang.

Tuesday, March 15, 2011

Ayam-ayam Penjual Ayam

This story began at a week ago.

Karena saya sedang menginginkan sesuatu, saya diminta untuk datang ke tempat dimana saya diteropong (bintang kaleee diteropong, hahaha) dan diberikan nasehat.
Berdasarkan nasehat yang diberikan oleh tetua di sebuah kota minyak di pulau sumatera, saya dianjurkan untuk meminum obat yang dibuat dari campuran ayam dan tang kwe thaw (some of traditional chinese medicine) yang direbus. Ayam yang digunakan haruslah ayam kampung dengan berat antara 3-6 ons, tidak boleh lebih dari 6 ons, dan harus diminum sebanyak 10x.

Berhubung pencarian dilakukan di pasar di dalam komplek perumahan tempat saya tinggal, yang notabene ala kadarnya, saya harus bolak balik setiap hari ke tukang ayam untuk mendapatkan ayam2 tersebut, asking and asking and asking......

Karena yang biasa dijual oleh penjual ayam tersebut adalah ayam2 yang besarnya sekitar 1kilo, jadinya saya harus memesan untuk ayam yang kecil, meskipun tidak semua permintaan saya terpenuhi, kadang dia membawakan saya ayam yang terlalu besar, yaitu sebesar 7ons. And I got desperate terhadap tukang ayam tersebut, dan baru mendapatkan 7 ekor (5 pcs I buy by myself, 2 pcs my mom buy it), akhirnya saya berniat untuk membelinya di tukang ayam yang hidup, dimana hal ini paling saya hindari, karena itu adalah PEMBUNUHAN, wkwkwkwk...

Tapi ternyata pencarian saya ke tempat yang saya hindari itu membuahkan hasil, dan inilah sedikit cerita mengenai insting hewan dalam memperjuangkan nyawanya.(terlalu terdramatisasi kyknya, wkwkwk)


Me : pak, ada ayam yg kecil ga, yang setengah kiloan lah
PAH (Penjual Ayam Hidup) : mencari2, sambil mengambil 2 ekor ayam. ini bu?
Me : itu setengah kilo ga?
TT (tukang telor) : setengah kilo tuh timbang aja, PA pun menaruh ayam pertama keatas timbangan, yang anehnya si ayam duduk dengan santainya di timbangan tersebut sambil tersenyum (lebayyyyy... ), alhasil 8 ons.
Chicken 1 (prediction translate) : keok (try me, you wouldn't choose me :P *big grin*)

Me : mana... ga mau ah kegedean, ga kepake.
TT : setengah kilo itu kan blm dibersihin
Me : ga mau ah gede... buat obat ini sih
PAH : yang ini bu... (sambil menaruh ayam keatas timbangan, dan ayam pun sangat berontak, sambil mengibaskan ekornya, eh maksudnya mengepakkan sayapnya dan berkeok, menandakan dia tidak mau ditimbang)
Chicken 2 (prediction translate) : keok keok (F*** Y**) ... keok (D***!!!! )... Keokkkkkkkk !!! (Leave me alone, I still wanna live. Don't choose me !!! )

Melihat ayam kedua berontak, saya pun tidak berani untuk menatap ayam tersebut dan saya terganggu dengan kepakan sayapnya, debu coiii, debu t*i ayam, hiyyyy.... jadinya saya agak mundur menjauh dari ayam2 tersebut, tapi TT jeli sekali melihat timbangan dan berucap

TT : tuh 6 ons.
si ayam masih terus berkeok, ingin melepaskan diri dari cengkeraman tangan PAH.

Kok tiba2 ada TT disini ya, apa hubungannya? hahhaa... PAH dan TT itu dagangnya bersebelahan, dan saya sering berjumpa dengan TT itu di penjual ayam yang sebelumnya, jadi yah SKSD (sok kenal sok dekat) lah mungkin.

akhirnya saya pun menanyakan harga ayam tersebut dan nego harga dimulai.
Me : berapa yg itu ?
PA : 40ribu
Me : mahal banget, kurangin lah, 35 ya
PA : 2 aja bu kasih kurang
Me : ah ga mau yg tadi kegedean, ga kepake. ntar aja besok lagi kalo ada yg kecil (masih aja nambah dosa buat besoknya -_-' )
PA : kurangin 2 ribu deh, 38 jadinya..
Me : 35 lah
PA : ga kurang lagi bu
Me : ya udahlah itu aja.

akhirnya si ayam pun terbunuh...

Yang menarik disini adalah perilaku dari ayam2 tersebut, yang pertama duduk dengan santainya diatas timbangan dan menunjukkan kepada saya bahwa dia terlalu besar untuk dibuat obat dan mungkin dia tau saya tidak akan memilih dia, sedangkan ayam yang kedua itu mungkin punya insting bahwa kematian sudah dekat, dan dia berusaha untuk terhindar dari kematiannya, dengan cara memberontak. Tapi yang namanya maut, ya mo gimana lagi...

Maafin saya yah ayam2, kalian mengorbankan nyawa karena saya menginginkan "sesuatu". Semoga dengan pengorbanan kalian, upahmu besar di surga! hehehe :D.
Saya doakan saja semoga semua makhluk hidup berbahagia. Semoga dia hidup bahagia di alam berikutnya.